Personal Portfolio of common things about woman and motherhood

Wednesday, December 21, 2016

Erich's First Painting Play Time


Hallo lagi. Mau cerita sedikit tentang pengalaman saya kemarin. Jadi ceritanya saya lagi bosan banget siang-siang gak ngapa-ngapain,  karena oma Erich lagi libur jadi Erich main sama omanya. Seperti biasa, kalau sedang bosan pasti yang pertama saya lakukan adalah membuka beberapa platform media sosial favorit saya,  yaitu instagram dan pinterest.  Tujuannya,  untuk mencari ide mau ngisi waktu dengan kegiatan apa. Belakangan ini, saya sering mencari ide di pinterest tentang kegiatan untuk bayi dan anak-anak. Ternyata banyaakk banget.  Tapi yang paling bikin saya tertarik adalah melukis. Iya, happy aja ngeliat bocah belepotan warna-warni,  hehehe.
Tapi masalahnya saya belum beli cat untuk melukis. Namun karena kepengen banget liat Erich celemotan warna,  saya coba cari benda lain yang bisa dimanfaatkan. Pergilah kemudian saya ke dapur,  dan buka kulkas.  Saya nyari pewarna makanan kalau masih ada atau tidak. Dan ternyata ada! Duh senangnya.  Sebenernya yang ada di kulkas waktu itu ada pewarna sekaligus perasa makanan,  ada juga yang pewarna saja. Nah karena pewarna (bukan perasa) ini teksturnya lebih cair, jadi saya pikir kalau mau dicampur air pasti warnanya jadi muda banget. Jadi saya pakainya yang pewarna sekaligus perasa makanan. Saya dapat 3 warna dan rasa serta aroma.  Warna hijau dengan rasa dan aroma pandan, warna merah dengan rasa dan aroma stroberi,  serta warna cokelat dengan rasa dan aroma cacao. Saya gunakan sekitar satu sendok teh,  diencerkan dengan sedikit air. Untuk intensitas warnanya,  memang akan lebih pudar disaat sudah kering. Kemudian untuk kertasnya saya cuma pakai beberapa lembar kertas hvs.


Tibalah waktunya untuk eksekusi. Karena lantai rumah masih concrete tanpa acian,  jadi saya alas dulu lantainya dengan evamat. Kalau punya plastik lebih bagus,  lebih gampang dibersihkan. Tapi karena saya gak punya,  saya pakai aja evamat. Lalu saya atur kertas dan pewarna,  lalu saya dudukin si bos Erich di depan perintilan yang siap digunakan.  Eeeeehhh dia main nyelonong aja mau ngambil pewarnanya. Karena saya belum rela semua warna tumpah begitu aja,  saya tahan dulu tangannya si bos,  dan saya contohin dengan mengambil daun, dicelupkan ke dalam pewarna kemudian di stamp ke atas kertas sehingga membentuk pola tertentu. Oh iya tadi saya lupa bilang ya,  saya juga mengambil beberapa helai daun di halaman untuk dijadikan brush. Kembali ke si bos. Selain pakai daun,  saya juga memperlihatkan bagaimana saya bermain pewarna dengan menggunakan jari-jemari saya,  lalu mencoret-coret di atas kertas. Tapi Erich ga peduli tuh,  hahaha. Tetep Ujung-ujungngnya wadah pewarnanya diambil,  terus dibalik-balik, dan tumpahlah kemana-mana pewarna tersebut. Tapi saya samasekali gak mempermasalahkan dan malah senang banget. Karena begitulah cara dia dalam mengeksplorasi hal apapun yang dia lihat. Supaya tetap ada portofolionya,  saya gak kehilangan akal dong.  Yap! Bekas tumpahan warna-warni hasil perbuatan Erich itulah yang saya ambil dengan menempelkan kertas ke atas evamat yang penuh dengan warna. Jadilah gambar acak-acakan karya Erich dan mama!


So what is the point that I learned?
Untuk bermain sambil belajar bersama anak itu bisa dimana aja dan kapan aja. Setelah melihat banyak contoh di pinterest tentang montessori babysensori play,  dan sejenisnya, saya nangkep intinya adalah memberdayakan koordinasi antara panca indera dengan otak si kecil. Saya belum baca secara mendalam sih.  Tapi kira-kira seperti itulah menurut saya. Nah, masalahnya dulu saya juga sempat punya pikiran yang agak sempit bahwa sensori playtime itu hanya bisa terwujud dengan fancy toys yang ditawarkan oleh brand-brand tertentu. Tetapi ternyata saya temui bahwa kenyataannya tidak harus selalu seperti itu. Anytime could be a sensori playtime,  anywhere. Asalkan kita bisa menjelaskan kepada anak kita apa yang sedang terjadi dengan pancaindera mereka. Jadinya mereka gak hanya sekedar bermain,  tetapi otak mereka juga mencerna penjelasan kita setelah mereka mendengarkan. Dan juga, memberikan pembanding sehingga pancaindera mereka tersebut bisa mengenal objek yang lebih bervariasi.
Yang terpenting menurut saya, bermain bersama anak tujuan utamanya adalah untuk menikmati waktu yang berkualitas bersama mereka. Bukan untuk memaksakan mereka menjadi super genius yang harus selalu ranking 1 selama masa sekolah nanti. Tetapi nilai-nilai positive yang ingin saya tanamkan kepada anak adalah agar mereka nantinya bisa punya mental yang tidak mudah menyerah dalam mengatasi masalah. Dan wawasan yang luas bermanfaat sekali lho dalam pemecahan berbagai masalah. Tetapi yang terutama untuk menciptakan mental yang baik pada saat dewasa,  saya percaya adalah dengan memberikan sebanyak mungkin kebahagiaan disaat masa kecilnya,  salah satunya dengan bermain bersama.

0 komentar:

Post a Comment

Theme images by Jason Morrow. Powered by Blogger.

© Brilsya, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena