Personal Portfolio of common things about woman and motherhood

Friday, June 16, 2017

Aku dan Suara Apa Itu?


Saya pernah menyinggung bahwa buku anak tidak hanya bermanfaat untuk anak saja. Tetapi manfaat secara tidak langsung juga dapat dirasakan orang tua. Seperti pengalaman saya dengan buku terbitan @rabbitholeid yang satu ini. Judulnya Suara Apa Itu. Pertama kali saya mengenalkan buku ini ke anak saya, saya pernah mem-posting cerita saya mengenai 'Mindful Story Telling' ke akun saya pada tahun lalu. Pada saat itu saya gagal mendapat perhatian anak saya saat membacakan buku ini. Tetapi saya berpikir dan mencari cara agar dia dapat mengarahkan perhatiannya kepada saya. Kemudian saya baca kembali secara saksama cerita dari buku ini. Kemudian saya temukan, ternyata buku ini dengan sendirinya sudah memberi petunjuk agar kita lebih kreatif lagi dalam membacakan buku kepada anak. Selain fitur gambar dan warna yang menarik, buku ini juga mengkhususkan pencetakan huruf-huruf yang membentuk kata bunyi-bunyian dari setiap kendaraan yang diceritakan. Misalnya, suara pesawat yang berbunyi "WUUZ" dicetak dengan ukuran yang lebih besar, dan warna yang mencolok tetapi masih harmonis dengan nuansa warna pada halaman secara keseluruhan. Artinya suara "WUUZ" inilah yang menjadi fokus pada bagian cerita itu, dan itulah yang harus menjadi perhatian utama saya terlebih dahulu. Dengan kata lain, pada saat membacakan poin inilah yang harus saya lakukan dengan sungguh-sungguh. Saya kemudian mengambil 2 buah buku dan diletakkan di depan anak saya. Karena kalau hanya satu buku saja yg saya bacakan, dia akan berusaha merebut dan mengutak-atik buku itu dengan tangannya sendiri. Setelah saya biarkan dia mengambil salah satu dari dua buku yang saya berikan, saya ambil buku yang lain, dan pada saat itu buku yang tidak diambil adalah buku Suara Apa Itu. Kemudian saya bacakan lagi dengan sungguh-sungguh, terutama saat membunyikan suara "WUUZ" dan suara-suara lain dalam cerita. Dan saya berhasil mendapat perhatiannya ketika saya sungguu-sungguh mencoba menirukan suara-suara tersebut. Tetapi, ketika dia menoleh kepada saya, saya menyembunyikan wajah saya dengan buku pada posisi halaman yang dibaca. Kemudian saya menunjuk pada gambar kendaraan yang suaranya saya tiru. Dengan maksud untuk memberitahu kepada dia bahwa suara yang saya tirukan asalnya dari kendaraan yang saya tunjuk gambarnya.
Dari situlah saya belajar tentang mindful story telling kepada anak. Sebenarnya saya seorang pengagum prinsip mindfulness, tetapi masih sulit menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Mindfulness bisa diartikan seperti 'kesungguhan atau melakukan sesuati dengan penuh penghayatan'. Namun sebagai seorang wanita yang sudah menjadi seorang ibu, rasanya segala sesuatu tentang anak kita akan memberi motivasi untuk menjadikan diri kita yang terbaik bagi anak. Saya pun demikian. Saya ingin mendidik anak dengan kesungguhan dan kebaikan, dan jauh dari pengaruh-pengaruh negatif seperti kebencian dan sejenisnya. Tetapi kehidupan sehari-hari sering membuat kita kelelahan dan rentan emosi. Oleh sebab itu saya merasa penting untuk terus belajar mengenai prinsip mindfulness untuk diterapkan dalam kehidupan. Anak saya adalah motivasinya. Dan menghabiskan waktu yang berkualitas dengan anak akan sangat membantu proses belajar tersebut. Lalu mengapa aktvitas yang dipilih membacakan buku? Jawabannya sederhana, karena saya suka buku. Buku juga merupakan salah satu sumber yang saya andalkan dalam mempelajari tentang prinsip mindfulness (terutama buku favorit saya 'Door Duisternis Tot Licht, versi bahasa Indonesia tentunya 😆). Oleh sebab itu saya berpikir, buku jugalah yang akan membantu saya menerapkan apa yang saya pelajari. Maka saya memilih membacakan buku pada anak sebagai langkah awal saya menerapkan prinsip mindfulness dalam keseharian.
Tetapi perlu diingat juga, bahwa saya tidak selalu berhasil dalam membacakan buku pada anak. Ada pula saat-saat tertentu dimana saya teralu letih setekah pulang kerja, atau ada halangan-halangan lain yang saya temui. Tetapi itulah tantangan yang harus dihadapi, dan harus menjadi pemicu yang memberikan semangat yang lebih besar, dan semakin konsisten dalam membacakan buku pada anak. Sampai saat ini saya masiy berusaha untuk menjadi konsisten membacakan buku pada anak saya, dan menjaga motivasi utk menerapkan prinsip mindfulness dalam keseharian saya.
Oh ya, buku-buku yang saya pilih dan menjasi favorit saya ini dapat dilihat detail produk ataupun dipesan lewat @erichgoodbooks. 😊😊

1 komentar:

  1. Sis liat review nya sis ttg konsep nikahan qt tertarik krna punya konsep yg sama, cuma bingung lagi nyari venue outdoor tp nd menguras kantong, kalo bole tau kira" brp harga sewa di LHS? Mkasih sbelumnya

    ReplyDelete

Theme images by Jason Morrow. Powered by Blogger.

© Brilsya, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena